(Tulisan ini dikutip dari email Ibu Yuli Ramunda Yasik, 7 Januari 2008)
Kalau diibaratkan film, maka tulisan Ridwan Aziz adalah suatu jalinan narasi yg utuh. Membaca tulisan tsb membuat kita yang hadir dapat mereview kembali semua (amazing moments); di Tapos, rekan2 yg tdk hadir juga dapat merasakan hangatnya atmosfir persahabatan (walaupun kita banyak diguyur hujan) yg terjalin di sana.
Tulisan ini hanya ingin melengkapi tulisan Ridwan. Jadi kalau tulisan Ridwan adalah film yg utuh, maka tulisan ini adalah bagian2 kecil yg mungkin luput..(the hidden scenes..)
Pada saat kumpul2, Ridwan selalu berat hati meninggalkan forum kalau ada sang istri di sana. Barangkali beliau takut kalau bisul2nya di masa lalu dibongkar saat dia enggak ada. Padahal menurut kita sih, Ridwan itu gak ada bisul2nya..(tapi kalau borok, banyak…he..he..). Ada Sahala yang menurut diagnosis kita menderita “dementia praecox” atau pikun dini. Soalnya beliau ini pelupa sekali. Jadi jangan marah kalau ketemu temen2 terus dia bilang, anda siapa ya?….
Di saat sdg hangat membahas rencana acara kumpul2 di Yogya, ada Bang En, yang punya usul gimana kalau kumpul2 berikutnya di Papua (tempat Madon!), semua langsung meledak, usul yang bagus Hen, biar hemat kita kumpul aja dulu di Australia, nanti berangkat ke Papua sama2….setuju???
Di saat sedang membahas biaya, Henny menetapkan bahwa biaya harus sehemat mungkin, tapi akomodasi di Yogya harus di Hyatt!!Harga mati! Hyatt atau tidak sama sekali! (he..he…H. Hamdi langsung terpekur..mengkalkulasi biaya yang harus ditombokin….) Untunglah ada Febry yg selalu tenang2 menghanyutkan. Dengan kalem Febry bilang kalau biaya paling2 cuma seratus ribu perorang, tapi terus dikumpulkan ke Sahala untuk dikembangkan melalui investasi Syariah..kalau mau hasil yg cepat ya…dikembangkan melalui judi….!!(Lagi2 usul yg luar biasa dari seorang praktisi bisnis).
Yah, menurut Dian, Febry dan Hamdi memang sama, sama2 “gilo” maksudnya.. Baca entri selengkapnya »